MENGUSIR RASA CAPEK

NGUSIR RASA CAPEK

OLEH: KHUSNUL KHOTIMAH SEBAGAI SYIFANI

Setelah seharian beraktivitas, pikiran terasa penat dan badan terasa capek. Apalagi kalau sudah melihat bantal inginnya menyusul bantal. 

Makhlum dari pagi sampai malam beraktifitas. Bangun pagi beraktivitas menjalankan kewajiban sebagai seorang ibu rumah tangga. Tugas rumah belum selesai, waktu sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Murid yang mendapat giliran belajar tatap muka di rumah sudah datang. Sebagai guru jam 7 pula harus melayani siswa. 

Walaupun siswa sekolah di rumahku, aku tetap tidak memegang pekerjaan ku sebagai ibu rumah tangga yang belum selesai. Aku fokus pada siswaku. Apalagi kelas satu, guru tidak bisa beranjak sama sekali. Anak kelas satu itu butuh pengawasan dan bimbingan ekstra, karena keinginan bermain lebih kuat keinginan belajar. Siswa kelas satu, kalau tidak betul-betul diawasi mereka akan pergi bermain ke teras. 

Setelah siswa pulang, aku bersama suami pergi ke ladang. Di ladang melihat hijaunya pepohonan dan tanaman perdu bikin mata menjadi segar. 

Pulang dari ladang menunjukkanmu pukul 16.30 mandi, sholat, dan istirahat sebentar. Tak terasa waktu berlalu menjadi malam. Kami pergi menghadiri resepsi pernikahan di dua tempat. 
Sehabis pulang dari menghadiri acara resepsi pernikahan di dua tetangga, kurebahkan badanku. Kuambil HP yang kumatikan sejak tadi siang setelah selesai mengajar. 
Kunyalakan HP dan kunyalakan juga televisi untuk mendengar suara acara televisi. Sambil bermain HP ku buka WAG dan kubaca satu artikel persatu artikel para pakar penulis dengan mendengar suara televisi yang tidak pernah kuperdulikan acaranya. Kupahami isi, kubaca dan kubaca artikel dari para pakar penulis di WAG RVL Artikel beliau- beliau dapat menghibur rasa capekku, karena isinya sangat menarik penuh nasehat- nasehat dan segudang ilmu yang dapat membimbing ku dan memotivasiku untuk mau belajar  menulis. 

Tak terasa ... Lama kelamaan rasa capekku berangsur reda. Terusirlah rasa capekku dengan mengotak - atik HP. Setelah badan terasa enakan, HP kumatikan. Melihatku beralih ke acara televisi. Acara itu favorit saya, yaitu sinetron berjudul amanah wali 4. Entah jalan cerita apa. Yang kulihat hanya adegan yang lucu- lucu saja. 
Kulihat sambil sesekali menguap pertanda mata mulai redup kira- kira tinggal 5 watt. Lama kelamaan aku terbuai dengan bunyi televisi akhirnya berangkat juga ke pulau kapuk. Kini gantian televisi yang menonton aku mendengkur. 

Bangun- bangun sudah menunjukkan pukul 5 pagi. Badanku terasa bugar kembali. Televisi masih setia menyala mengabarkan beberapa berita pagi.

Comments

Popular posts from this blog

MASA PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH KELAS I SEKOLAH DASAR NEGERI 2 BAKALAN DENGAN PEMBELAJARAN DALAM JARINGAN MASA NORMAL BARU DI TENGAH PANDEMI COVID- 19

Termenung

Bersama Melawan Covid-19 dan Tetap Semangat Beraktivitas sebagai Guru Penggerak